Aku Tak Tau, dan Akupun Tak Mau Tau
Aku tak tahu harus cerita
dari mana??? Tapi, yang aku tahu saat ini hanyalah "kalau aku mulai suka
dan jatuh cinta kepadanya". Aku tak tahu mengapa aku bisa jatuh hati
kepadanya. Aku suka senyumannya, perhatiannya, kebaikannya, dan yang paling aku
suka darinya yaitu "kegilaannya, bukan gila, tapi sedikit gila",
hehehe., dan aku juga suka canda
tawanya. Hehehe.... Nggak perduli orang mau berkata apa tentangnya, aku suka dia
apa adanya, bukan ada apanya. Yang terpenting saat ini adalah dia mampu mengisi
hatiku yang kosong ini, di saat suka maupun duka, dia mampu merekahkan senyuman
di bibirku yang sebelumnya enggan untuk merekah, dia juga mampu membangkitkan
semangatku di saat hatiku sedang mendung. Dia... Dia... Dan hanya Dia....
(tutur salah satu mahasiswi dari Universitas yang ada di Semarang).
Namanya Sisil, dia adalah
salah satu mahasiswi dari Universitas di Semarang semester 1 Mahasiswa Baru
(MaBa). Berawal dari suatu acara yang diselenggarakan salah satu komunitas di
Universitas Sisil. Disinilah awal dia mengetahui cowok yang belum ia kenal
sebelumnya, nama cowok itu adalah Arif, dia adalah ketua dari komunitas
tersebut, yang sekarang sudah digantikan dengan ketua berikutnya. Karena dia
sudah memasuki semester tua (iya, tau sendiri mau sekripsi). Awalnya Sisil
tidak begitu memperhatikan si cowok itu. Sisil malahan memperhatikan ketua
komunitas yang sekarang, karena ketua yang sekarang adalah kakak dari
sahabatnya sendiri. Iya, dia adalah mas Yosi, kakak dari Yosa sahabatnya.
Suatu ketika, ada suatu
acara yang mengharuskan Sisil dan temen-temen yang lain menghadirinya, namun
masalahnya ada syarat yang harus dipenuhi untuk menghadiri acara tersebut,
syaratnya yaitu harus memakai jas dari Universitas, berhubung jas mahasiswa
baru (MaBa) belum jadi, Sisil dan temen-temen berlomba-lomba meminjam kepada
kakak tingkat mereka. Sisil meminjam kepada mas Yosi dan mas Yosi pun
meminjamkan jasnya untuk Sisil. Sedangkan ada salah satu temen Sisil namanya
Wina yang belum mendapatkan jas. Dan dia pun meminjam kepada Mas Arif, soalnya
dia adalh tetangganya Wina. Sisil pun diajak untuk menemani Wina mengambil jas
tersebut ke Kosnya mas Arif.
Sesampai di kosnya mas
Arif, mereka pun dipersilahkan untuk singgah sebentar. Di sana, mas Arif dan
Wina asyik ngobrol, sedangkan sisil sibuk menonton tv, dan sesekali sisil
diajak ngobrol mas Arif. Sisil sok cuwek, dan sesekali juga menatap matanya Mas
Arif begitu sebaliknya mas Arif juga. Dalam hati Sisil berkata "mas Arif
kayaknya orangnya nggak baik deh". Dan akhirnya mereka pun pulang dari
kosnya mas Arif. Di jalan Wina ngomong kalau tatapannya mas Arif ke Sisil
berbeda.
"Sil, cara pandang mas Arif ke kamu
berbeda deh." Kata Wina.
"Berbeda gimana?" tanya Sisil.
"Mas Arif ngobrol sama aku, tapi pandangan
matanya ke kamu kok Sil." Jawab Wina.
(Sisil terbelalak) "apa iya? Ah, itu
perasaanmu aja kali Win". Ujar Sisil.
"Iya kok, aku lihat sendiri kok."
tutur Wina.
Meskipun Wina ngomong panjang lebar tentang
mas Arif, Sisil malahan ngeles terus dan udah nggak peduli dengan apa yang
diomongkan Wina.
Sisil pun kepikiran terus
dengan apa yang dikatakan Wina, tapi dia tidak begitu serius memikirkannya,
soalnya kata Wina mas Arif udah punya kekasih.
Pernah ada kejadian yang
membuat sisil sebel yaitu tak sengaja Sisil lagi FBan, dan saat yang bersamaan
mas arif juga lagi Fban, dan mas Arif update status, Sisil menyukai status mas
Arif, dan pernah juga mengoment status mas Arif. Dan saat itu juga ada inbok
masuk dari cewek dengan nama Zia.
Zia :
"tongkrongin terus tu fbnya Mas Arif."
Sisil: "ouwalah... Mbak kekasihnya Mas
Arif ya? Hehe.. Tenang aja ya mbak, aku nggak bakalan ngrebut Mas Arif dari
mbak kok.... Hehehe :)
Balesan inbok dari Sisil
tidak dibales lagi. Dan, karena itulah Sisil jarang menyukai ataupun
mengomentari status mas Arif lagi. Sisil malahan inbokan dan smsan sama
temennya mas Arif.
Selang beberapa waktu
saat memasuki semester 2, tiba-tiba mas Arif mengechat Sisil namun ngechatnya
karena temennya. Namun, dari situlah kedekatan antara Sisil dan Mas Arif
dimulai. Hampir setiap malam mereka chatingan sampai larut malam, mengobrol
tentang kehidupan mereka, bercanda tawa, gombal-gombalan nggak jelas, dan
akhirnya tukeran no.hp. Hampir setiap hari mereka chatingan dan smsan. Sekarang
Sisil yang dulu beda dengan Sisil yang sekarang, Sisil yang sekarang banyak
senyumnya daripada sedihnya kalau tentang cinta. Maklum, Sisil belum bisa move
on dari mantan kekasihnya yang dulu, namun setelah kedatangan mas Arif kehidupan percintaan Sisil seakan kembali ceria
lagi. Sisil sangat bahagia memiliki mas Arif yang selalu menemaninya, walaupun
hubungan mereka nggak jelas alias HTS (Hubungan Tanpa Status).
Suatu ketika ada acara
yang diselenggarakan di kampus, dan mas Arif adalah salah satu pengisi acara
tersebut. Dengan senangnya, Sisil pun antusias menonton acara tersebut. Namun,
di sisi lain Sisil agak sedih dan kecewa karena mas Arif disms nggak dibales,
dan ternyata mas arif mengirim pesan lewat fb kalau dia nggak punya pulsa.
Sisil dan temen-temennya menuju kampus menonton acara tersebut. Sisil sempet
bete dan bosan menontonnya, karena mas Arif belum datang, tapi selang waktu
yang belum begitu lama mas Arif datang, Sisil pun jadi senang. Dan tak sengaja
waktu sisil mencuri-curi pandang ke mas Arif, dia juga lagi nglihatin Sisil.
Sisil sempat malu, tapi mas Arif tersenyum kepadanya, dan Sisil pun membalas
senyumannya. Berhubung acaranya didalam ruangan dan Sisil di dalam ruangan,
sedangkan mas Arif di luar ruangan jadi Sisil susah untuk melihat mas Arif.
Sisil terus menerus melihat ke luar, dan Sisil ketahuan curi-curi pandang ke
mas Arif, tapi mas Arif juga sama dengan apa yang dilakukan sisil cp" (curi pandang cari perhatian). :)
Dan tiba saatnya band
dari mas Arif tampil, tapi Sisil nggak bisa lihat mas Arif karena tertutup sama
penonton lain, tapi Sisil merasa cukup puas. Sisil mengajak temen-temennya
pulang, tapi tidak ada yang mau, dan dia merasa bete. Tapi, untungnya ada sms
masuk dan kalian tau itu sms dari siapa? Mas Arif...iya benar sekali, Sisil
senang bukan kepalang dapat sms dari mas Arif. Tapi sayang, mas Arifnya udah
pulang ke kos. Sisil agak kecewa.
Mas Arif: "masih disana nggak
dek?"
Sisil :
"iya mas, masih nih. Mas udah pulang kah?"
Mas
Arif: "iya, udah di kos ni dek, tadi pulang bareng temen sekos. Tadi
bareng temenmu nggak dek?"
Sisil : "ouwalah... Eah mas bareng temen sekamar.. Pengen pulang juga
ni mas,tapi temen" diajak pulang pada nggak mau ni... ":(
Mas Arif: "lha mau pulang dulu
dek?" :P
Sisil :
"he'em mas. Tapi nggak berani." Hehehe :)
Mas Arif: "apa tak anter dek?" :P
Sisil :
"heeeemmmm...iya mau mas.. tapi mas dimana?" :)
Mas arif: "aku di parkiran dek...
ayo..."
Sisil :
"sungguh mas?"
Mas Arif: "iya dek."
Sisil :
"yakin? Aku keluar lho..."
Mas Arif: "iya dek, padahal udah tak
tunggu" lho.." :P
Sisil :
"iya mas, ni aku keluar."
Dan akhirnya Sisil
dianter pulang mas arif, karena jarak dari kampus ke tempatnya Sisil nggak
begitu jauh, jadi mereka berdua hanya ngobrol sedikit saja. Dan akhirnya Sisil
sampai juga dan pamitan sama mas Arif. Saat itu perasaan Sisil campur aduk
senang bukan kepalang dan sedikit grogi sama mas Arif dan Sisil pun mengirim
pesan kepada mas Arif.
Sisil :
"makasih ya mas..." :)
Mas Arif: "sama-sama dek, tadi bener
mau pulang nggak dek?" :P
Sisil :
"iya mas, udah capek." :)
Mas Arif: "sana dek istirahat dulu. Apa
jangan" nggak bisa tidur ya?" :P
Sisil :
"heeeemmmm.... Eah, mas tau aja.. Lho... Yeee... Bisa lah mas." :P
Mas
Arif: "hehe... Ya udah dek, met tidur aja yah, ayo cepetan tidur dek, yang
besuk ada kuliyah pagi." :P
Sisil :
"iya mas... Mas juga ya... Met istirahat aja ya mas... Malem..." ;)
Mas Arif: "iya adek." ;)
Waktu berjalan seperti
biasanya, hari-hari sisil dipenuhi dengan canda tawa yang selalu menghiasi
wajahnya. Tentang mas Arif, Sisil selalu bercerita kepada temen"
sekamarnya yaitu Tata, Nung, Ning, dan Wul. Dengan berbagi cerita kepada
mereka, semua beban yang ada dipikiran Sisil agak berkurang dan Sisil sangat
bahagia memiliki teman" yang selalu baik kepadanya seperti mereka semua.
Mereka semua sudah dianggap Sisil sebagai keluarganya sendiri bila berada di
Semarang.
Dan... Sama seperti
biasanya hampir setiap hari Sisil dan mas arif smsan nggak ada hentinya. Sisil
merasa ada yang kurang jika sehari tidak smsan sama mas Arif. Sisil merasa
nyaman bila smsan sama mas Arif. Tapi, yang jadi tanda tanya besar dalam benak
Sisil yaitu apakah Mas Arif punya perasaan yang sama sepertinya, atau malahan
mas Arif hanya sekedar menganggap Sisil seorang adek? Sisil selalu berfikiran
seperti itu, tapi tak sedikitpun Sisil mencoba untuk bertanya kepada mas Arif.
Bukan karena gengsi atau apa? Tapi menurut Sisil itu adalah privasinya mas Arif
dan Sisil nggak mau ke GRan dengan apa yang sudah dilakukan mas Arif kepadanya.
Mungkin waktu yang bisa menjawab dari semua pertanyaannya Sisil. Allahhualam.
Selama 4 hari ini Sisil
sms mas Arif nggak masuk, dan nonya mas Arif
juga nggak aktif, Sisil merasa BeTe. Tapi mas Arif sudah bilang kalau
dia sedang pulang kampung, dan berhubung rumahnya di desa, sinyal pun sulit dijangkau.
Hanya sesekali sms bisa masuk dan itupun kebetulan. Sisil merasa kehilangan
sosok mas Arif selama 4 hari.
4 hari pun berlalu dan
hari ini mas Arif pulang Semarang lagi. Yah... Smsan pun berlanjut. Dan hari
ini di kampus Sisil ketemu sama mas Arif tepatnya di perpustakaan. Sisil nggak
nyangka bisa bertemu dengan mas Arif. Saat mas Arif masuk ke perpus dia
tersenyum, di kira Sisil yang disenyumi, eh... Ternyata temen satu kosnya yang
disenyumi. Wajah Sisil pun memerah karena malu. Tapi, berikutnya mas Arif
menatap Sisil dan tersenyum, Sisil pun membalas senyumannya. Seperti waktu ada acara di kampus,
Sisil curi" pandang ke mas Arif, dan sesekali pula ketahuan sama mas Arif.
Saat itu hati Sisil sangat bahagia sekali. Tapi. Tak berapa lama mas Arif
keluar. Dalam hati sisil sedikit kecewa. Tiba" mas Arif mengirim pesan ke
Sisil, padahal tadi juga Sisil mau sms mas Arif, tapi keburu sms dari mas Arif
masuk.
Mas Arif: "Owh ternyata."
Sisil :
"hehehe... Owh ternyata juga. Mas mau kemana?"
Mas Arif: "ayo dek kalau ikut ke ruang
dosen." :P
Sisil :
"ngapain mas? Nggak ah mas, aku ada kelas nih. :P
Mas Arif: "ya... Semangat berarti ya
dek. :P
Sisil pun menuju ke
kelas, namun waktu melewati kantor nggak sengaja Sisil melihat mas Arif, dan
mas Arif pun tersenyum kepada Sisil dan Sisil pun membalas senyumannya. Sisil
sangat senang banget hari ini bisa bertemu dan melihat senyuman mas Arif yang
merekah di bibirnya. Terasa Sisil terbang melayang-layang di udara, saking
bahagianya. Dan nggak tau ini kebetulan atau jodoh, waktu pulang Sisil ketemu
sama mas Arif lagi. Wah.. Sisil mengira bahwa hari ini adalah hari yang paling
membahagiakan buat dirinya. “So sweet”.... Kata Sisil sambil berlari-lari kecil kegirangan.
Seperti biasanya hari ini
Sisil kuliyahnya hanya mengumpulkan tugas, sembari menunggu jam kuliyah lagi
Sisil pun menghabiskan waktu di perpustakaan walaupun hanya sekedar cari yang
adem" atau fban. Sisil ditemani oleh Nisa temen satu rombelnya dari semester satu.
Mereka asyik ngobrol, dan tiba-tiba Sisil tak sengaja melihat keluar jendela,
dan dia pun menemukan sosok cawok yang tak asing baginya, yaitu Mas Arif, namun
Sisil keburu keluar karena jam kuliyah segera dimulai dan bergegas meninggalkan
perpustakaan, tapi tak sengaja waktu keluar dari pintu masuk dia bertemu dengan
mas Arif, kemudian dia memanggil
"Mas". Kata
Sisil.
“Owh iya dek.” Jawab mas Arif sambil mengangkat telfon.
Sisil terlihat agak
kecewa, tapi senang juga. Waktu berlalu, jam kuliah Sisil pun segera di mulai.
Tiba-tiba terdengar suara HP Sisil bergetar, dan ternyata sms dari mas Arif.
Mas Arif: "Ouwalah ternyata... Aku tadi
nggak liat dek." ;)
Sisil :
"iya mas... Nggak apa" kok mas.. Aku tau, tadi mas sibuk telfonan
kok." ;)
Mas Arif: "mau kuliah ya dek?"
Sisil :
"iya mas..." ;)
Mas Arif: "semangat ya dek." ;)
Entah ini kebetulan atau apa? Hari berikutnya, Sisil
melihat Mas Arif, tapi mas Arifnya nggak tau Sisil. Berhubung Sisil ada kelas,
diapun bergegas memalingkan pandangannya dari mas Arif dan cepat-cepat masuk ke
kelas. Sebelum kelas dimulai Sisil bertemu teman sekamarnya yaitu Wul.
“Sil, aku tadi lihat Mas
Arif lho...” Cibir Wul.
“Aku juga liat kok...”
Balas Sisil :P
“Ouwh...syukur deh, udah
dulu Sil, aku masuk kelas dulu udah ada dosennya. Daaaa...” Pamit Wul sambil
melambaikan tangan.
“iya...daaa..” balas Sisil
melambaikan tangannya juga.
Jam
kuliahpun telah usai, Sisil ditemani Nisa sahabatnya menuju ke mushola untuk
sholat dzuhur, karena masih ada satu makul lagi. Dan entah ini kebetulan lagi
atau mungkin jodoh (ngarep Sisil), waktu pake krudung di mushola Sisil melihat
Mas Arif, dan dengan senyumannya yang manis mas Arifpun tersenyum kepada Sisil
dan Sisilpun membalas senyumannya.
Waktu
demi waktupun berlalu, kehidupan Sisil berjalan seperti biasanya, begitupun
dengan mas Arif. Dan, tak sengaja waktu Sisil kluar dari kelas dia bertemu
dengan mas Arif, Sisil agak malu dan mukanya mulai memerah, tapi sebaliknya
dengan mas Arif dia kelihatan agak
santai dan jaim. Mas Arif berjalan diiringi Sisil dibelakangnya. Mas Arif
memelankan langkahnya.
“kuliah dk?” tanya mas
Arif kepada Sisil tiba-tiba.
“iya mas.” jawab Sisil.
“Kuliah ap dk?” tanya mas
Arif.
“Pkn mas.” jawab Sisil.
“Bu Renggani ya? Nggak ada
ntar dk.” kata mas Arif sambil tersenyum geli.
“hu’emp mas. Amiiiiiiinn
mas... ntar biar langsung pulang.” jawab Sisil sambil nyengir.
“iya udah, duluan ya dk.”
ujar mas Arif sambil bergegas meninggalkan Sisil.
“iya mas.” jawab Sisil
lemah yang tak mau ditinggalkan mas Arif, sembari menatap mas Arif dalam.
Hari ini Sisil pulang, dan diapun sebelum pulang pamitan
sama mas Arif. Walau hanya sekedar lewat sms. Dan di hari ini juga mas Arif
pulang, dan Sisil baru tau waktu dijalan ketika membuka statusnya mas Arif. Dan
ketika itu juga mas Arif juga sms Sisil, tapi Sisil nggak tau karena Hpnya di
taruh didalam tas.
Selama pulang kampung, Sisil hanya sesekali dapat balesan
sms dari Mas Arif karena terhalang oleh
ketiadaan sinyal di daerahnya Mas Arif. Mulai itu, keadaan jadi berubah Sisil
dan Mas Arif jarang smsan apalagi bertemu. Dan dari saat itu juga Sisil hanya memendam
perasaannya kepada Mas Arif. Sisil nggak tahu dan nggak mau tau mengapa itu
bisa terjadi. Yang Sisil tahu hanya satu yaitu bahwa dia benar-benar sayang
sama Mas Arif.
THE END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar